Beberapa waktu lalu, saya menemukan suatu artikel bagus... di warungkomplitherbal.com dan Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas tentang CINCAU yang biasa kita konsumsi dan tidak asing untuk kita semua, apalagi pada saat Bulan Ramadhan sudah menjadi menu buka puasa.
Ternyata cincau mempunyai banyak manfaat untuk kesehatan...
Sekilas Tentang Cincau
Cincau (Hanzi: ไป่, pinyin: xiancao) adalah gel serupa agar-agar yang diperoleh dari perendaman daun (atau organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel terbentuk karena daun tumbuhan tersebut mengandung karbohidrat yang mampu mengikat molekul-molekul air.
Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Hokkian sienchau (Hanzi: ไป่, pinyin: xiancao) yang lazim dilafalkan di kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi bahan pembuatan gel ini.
Cincau paling banyak digunakan sebagai komponen utama minuman penyegar (misalnya dalam es cincau atau es campur). Dilaporkan juga cincau memiliki efek penyejuk serta peluruh (diuretik).
Cincau pada dasarnya sama sekali tidak berkalori, karena merupakan komponen serat larut tak cerna. Nilai kalorinya sangat ditentukan kalori bahan campuran yang ditambahkan saat kita menyantapnya, seperti santan, sirup gula. Oleh karena itu, cincau cocok dijadikan santapan diet untuk mengenyangkan perut ketika harus membatasi asupan kalori.
Meski daun cincau cukup kaya gizi, setelah menjadi gelatin ternyata yang tertinggal hanyalah mineralnya, yakni kalsium dan fosfor. Dalam setiap 100 gram daun cincau tersimpan 100 mg kalsium dan 100 mg fosfor. Setelah menjadi gelatin kandungan kalsiumnya menjadi 50 mg dan fosfor 15 mg per 100 gram.
Secara tradisional, cincau telah dimanfaatkan penduduk asli berbagai belahan dunia sebagai bahan obat. Di Indocina, khususnya Laos dan Vietnam, cincau digunakan untuk meredakan sakit lambung (maag) dan gangguan perut lainnya seperti sembelit, perut kembung, diare. Penduduk semenanjung Malaysia memanfaatkanya sebagai obat demam. Di Papua Nugini, selain untuk turun panas, cincau digunakan sebagai obat batuk dan sakit kepala. Di Jawa, cincau sering disebut cao atau janggelan-dipercaya dapat mendinginkan kandungan, yang diyakini bisa mempercepat terjadinya kehamilan pada pasangan kurang subur.
Cincau sering pula digunakan untuk membangkitkan nafsu makan. Penduduk India mengenal cincau untuk pengobatan radang rematik, sakit perut atau mulas, dan perut kembung karena masuk angin. Kebiasaan memberikan cincau kepada penderita demam tyfus diharapkan dapat membantu menurunkan demam dan mengurangi efek buruk akibat meningkatnya suhu badan.
Cincau baik yang hijau atau yang hitam, lumayan populer sebagai salah satu makanan untuk meredakan tekanan darah tinggi. Biasanya diminum dengan tambahan sedikit madu atau sirup, agar rasanya tidak hambar.
KHASIAT CINCAU
Daun tanaman cincau hijau C. Barbata sarat senyawa kurin-1, khususnya dimetil kurin-1 dimetoidida, yang berkhasiat mengendurkan otot. Tak salah jika bahan ini juga digunakan dalam ramuan cina, biasanya bersama daun pare, dan ramuan jejamuan pengusir stress.
Senyawa anti tumor isokandrodendrin ditemukan pula dalam daun cincau, tapi terbanyak dalam akarnya.
Dalam tanaman cincau juga tersimpan alkaloid bisbenzilsokuinolin dan s,s-tetandrin yang berkhasiat menghalangi pertumbuhan tumor ganas pada ginjal (neoroblastoma). Selain bersifat antiradang, senyawa tersebut dapat mencegah dan mengobati penyakit pembuluh darah jantung (kardiova kuler), termasuk tekanan darah tinggi dan gangguan lambung.
Senyawa R,S-isotetrandrin berkhasiat mencegah tumor ganas dan penyakit alergi. Bersama R,S-kondokurin yang terdapat pula dalam cincau hijau, senyawa tersebut mencegah juga terbentuknya oksida nitrit. Jika bereaksi dengan udara dan gas lambung, oksida nitrit akan berubah menjadi nitrogen dioksida dan nitrogen tetroksida yang berbau busuk, bersifat racun, dan dapat mengakibatkan radang paru-paru.
Premnazol dan fenil butazon banyak terdapat dalam daun cincau hitam p.serratifolia. Keduanya besifat antiradang dan dapat menekan perkembangan sel tumor. Selain itu, senyawa tersebut dapat menurunkan aktivitas enzim yang akan membatasi produksi asam lambung. Dengan mekanisme demikian, cincau sering digunakan untuk meredakan sakit lambung.
Didalam daun cincau hitam diketahui banyak tersimpan senyawa terpenoid beta-sitosterol dan flavonoid luteolin. Keduanya bersifat hipolipoproteinemik, yakni dapat menurunkan kelebihan kadar lemak maupun protein dalam darah.
Luteolin merupakan bentuk lain bioflavonoid kompleks vitamin p, yang berkhasiat mencegah munculnya alergi.
Jadi, baik gelatin cincau maupun daun segarnya sebenarnya sama-sama menyimpan beragam khasiat. Kalaupun sulit mendapatkan daunnya, mengkonsumsui gelatinnya sudah bermanfaat.
Meski daun cincau cukup kaya gizi, setelah menjadi gelatin ternyata yang tertinggal hanyalah mineralnya, yakni kalsium dan fosfor. Dalam setiap 100 gram daun cincau tersimpan 100 mg kalsium dan 100 mg fosfor. Setelah menjadi gelatin kandungan kalsiumnya menjadi 50 mg dan fosfor 15 mg per 100 gram.
Secara tradisional, cincau telah dimanfaatkan penduduk asli berbagai belahan dunia sebagai bahan obat. Di Indocina, khususnya Laos dan Vietnam, cincau digunakan untuk meredakan sakit lambung (maag) dan gangguan perut lainnya seperti sembelit, perut kembung, diare. Penduduk semenanjung Malaysia memanfaatkanya sebagai obat demam. Di Papua Nugini, selain untuk turun panas, cincau digunakan sebagai obat batuk dan sakit kepala. Di Jawa, cincau sering disebut cao atau janggelan-dipercaya dapat mendinginkan kandungan, yang diyakini bisa mempercepat terjadinya kehamilan pada pasangan kurang subur.
Cincau sering pula digunakan untuk membangkitkan nafsu makan. Penduduk India mengenal cincau untuk pengobatan radang rematik, sakit perut atau mulas, dan perut kembung karena masuk angin. Kebiasaan memberikan cincau kepada penderita demam tyfus diharapkan dapat membantu menurunkan demam dan mengurangi efek buruk akibat meningkatnya suhu badan.
Cincau baik yang hijau atau yang hitam, lumayan populer sebagai salah satu makanan untuk meredakan tekanan darah tinggi. Biasanya diminum dengan tambahan sedikit madu atau sirup, agar rasanya tidak hambar.
KHASIAT CINCAU
Daun tanaman cincau hijau C. Barbata sarat senyawa kurin-1, khususnya dimetil kurin-1 dimetoidida, yang berkhasiat mengendurkan otot. Tak salah jika bahan ini juga digunakan dalam ramuan cina, biasanya bersama daun pare, dan ramuan jejamuan pengusir stress.
Senyawa anti tumor isokandrodendrin ditemukan pula dalam daun cincau, tapi terbanyak dalam akarnya.
Dalam tanaman cincau juga tersimpan alkaloid bisbenzilsokuinolin dan s,s-tetandrin yang berkhasiat menghalangi pertumbuhan tumor ganas pada ginjal (neoroblastoma). Selain bersifat antiradang, senyawa tersebut dapat mencegah dan mengobati penyakit pembuluh darah jantung (kardiova kuler), termasuk tekanan darah tinggi dan gangguan lambung.
Senyawa R,S-isotetrandrin berkhasiat mencegah tumor ganas dan penyakit alergi. Bersama R,S-kondokurin yang terdapat pula dalam cincau hijau, senyawa tersebut mencegah juga terbentuknya oksida nitrit. Jika bereaksi dengan udara dan gas lambung, oksida nitrit akan berubah menjadi nitrogen dioksida dan nitrogen tetroksida yang berbau busuk, bersifat racun, dan dapat mengakibatkan radang paru-paru.
Premnazol dan fenil butazon banyak terdapat dalam daun cincau hitam p.serratifolia. Keduanya besifat antiradang dan dapat menekan perkembangan sel tumor. Selain itu, senyawa tersebut dapat menurunkan aktivitas enzim yang akan membatasi produksi asam lambung. Dengan mekanisme demikian, cincau sering digunakan untuk meredakan sakit lambung.
Didalam daun cincau hitam diketahui banyak tersimpan senyawa terpenoid beta-sitosterol dan flavonoid luteolin. Keduanya bersifat hipolipoproteinemik, yakni dapat menurunkan kelebihan kadar lemak maupun protein dalam darah.
Luteolin merupakan bentuk lain bioflavonoid kompleks vitamin p, yang berkhasiat mencegah munculnya alergi.
Jadi, baik gelatin cincau maupun daun segarnya sebenarnya sama-sama menyimpan beragam khasiat. Kalaupun sulit mendapatkan daunnya, mengkonsumsui gelatinnya sudah bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar